Jumat, 11 September 2009

pemeriksaan darah dan urine

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sakit merupakan gangguan dalam fungsi normal individu secara totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyusunan sosialnya. Tahapan sakit menurut Suchman dibagi menjadi 5, yaitu :
1. Tahap mengalami gejala, diantaranya yaitu tahap transisi (individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuhnya), secara fisik mengalami nyeri atau panas tinggi.
2. Tahap asumsi (tahapan peran sakit), individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman, kemudian mencari pertolongan dari profesi kesehatan.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan, individu yang sakit meminta nasehat dari profesi kesehatan, jika tidak ada gejala individu mempersiapkan dirinya untuk sembuh tetapi jika ada gejala kembali pada profesi kesehatan.
4. Tahap penyembuhan, pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada kondisi sebelum sakit serta kesiapan untuk fungsi sosial.
Untuk membantu dalam proses pengobatan tersebut maka sekarang ini banyak didirikan rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Jitra Bhayangkara.
Rumah sakit Jitra Bhayangkara merupakan salah satu rumah sakit yang ada di Kota Bengkulu. Keberadaan rumah sakit ini sangat berarti bagi kepolisian yang ada di Bengkulu terutama bagi anggota polisi dan keluarganya yang sakit. Rumah sakit ini tidak hanya diperuntukkan untuk anggota kepolisian saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Sebagai wujud Tridarma Perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat, Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), dalam rangka membantu profesi kesehatan dalam menangani pasien. Selain itu PKL ini bertujuan untuk mengaplikasikan hasil pembelajaran dan sebagai salah satu syarat untuk melakukan wisuda.


1.2. Tujuan
a) Tujuan Umum
 Mahasiswa dapat mengembangkan potensi potensi pribadi secara optimal
 Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja
 Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan manejerial pada dunia kerja serta pengetahuan berinteraksi dengan rekan kerja
 Mahasiswa dapat menerapkan dan membandingkan Ilmu pengetahuan akademik yang diperoleh dari kampus dengan lingkungan dunia kerja
b) Tujuan Khusus
 Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dan cara pengoperasian alat-alat laboratorium yang digunakan untuk analisis darah
 Mahasiswa dapat memahami cara kerja pemeriksaan sampel darah untuk analisis darah
 Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan lebih dalam mengenai darah dan uji klinisnya
 Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman kerja dibidang analisis kesehatan dan mampu berinteraksi dengan mitra kerja di laboratorium RS Jitra Bhayangkara Bengkulu.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DARAH
2.1.1. Komponen-Komponen Darah
Menurut Kartolo (1993) darah merupakan suatu jaringan yang bersifat cair. Darah terdiri dari sel-sel yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air disebut “plasma”. Sel-sel dan fragmen-fragmen sel merupakan unsur-unsur darah yang disebut unsur “jadi”. Sel-sel ini cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Ada tiga tipe unsur “jadi” ialah sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah (trombosit).
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh darah. Darah mempunyai peranan sebagai berikut :
 Mengatur keseimbangan cairan antara darah dengan cairan jaringan
 Merupakan alat pengangkut bermacam-macam substansi
 Mengatur keseimbangan Ph darah
 Mencegah pendarahan
 Merupakan alat pertahanan tubuh
 Mengatur suhu tubuh
Darah yaitu suspensi dari pertikel dalam larutan koloid yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luas serta memiliki sifat-sifat protektif terhadap organisme sebagai suatu keseluruhan dan khususnya terhadap darah sendiri (Sylvia dan Corrain, 1992). Komponen cairan darah yang disebut plasma terdiri dari 91% sampai 92% air yang berperan sebagai medium transport, dan 7% sampai 9% terdiri dari zat padat. Unsur selular dari sel darah merah (eritrosit), beberapa jenis sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah yang disebut trombosit.
Eritrosit berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Didalam eritrosit terdapat hemoglobin yang dapat memberikan warna merah pada eritrosit. Hemoglobin adalah protein yang kaya zat besi, dan jumlahnya kira-kira 15 gram dalam 100 mL darah. Sel darah merah ini akan hancur dan dibentuk lagi di sum-sum tulang. Jumlah normal sel darah merah adalah 4.500.000 sampai 5.500.000 (Evylen, 2005).
Menurut Kartolo (1993), sel darah putih (leukosit) bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil bening dan tidak berwarna. Leukosit terbentuk di sumsum merah tulang. Sel darah putih terdiri atas 2 jenis, yaitu granulosit (basofil, eusinofil, dan netrofil) dan agranulosit (monosit dan limfosit). Jumlah normal sel darah putih di dalam tubuh manusia adalah 6.000 sampai 10.000.
Trombosit adalah sel kecil kira-kira sepertiga ukuran sel darah merah. Trombosit sangat berperan penting dalam proses penggumpalan darah. Jumlah normal trombosit dalam tubuh manusia adalah 250.000 sampai 500.000 (Evelyn, 2005).
Pada orang dewasa, sel-sel darah merah secara normal terbentuk dalam dua organ yang serupa karena mempunyai kerangka jaringan retikuler, tetapi berbeda dalam jenis sel-sel darah yang mereka produksi. Sumsum tulang merupakan sumber normal dari sel-sel darah merah dan granulosit dan mungkin sekali juga monosit dan nodulus limpa merupakan sumber limfosit (Bevelander, et al 1998 dalam Ganong 1998).
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai sel darah merah manusia, pada Tabel 1 disajikan karakteristik sel darah merah pada manusia.

Tabel 1
KARAKTERISTIK SEL DARAH MERAH PADA MANUSIA
Karakter PRIA WANITA
Hematokrit 47 42
Jumlah sel darah merah (juta/mm3 5.4 4.8
Jumlah hemoglobin (gram/100 ml darah) 16 14
VRS (femtoliter) 87 87
JHS (picogram) 29 19
JHPVS (%) 34 34
Diameter sel rata-rata (mikron) 7.5 7.5
(Sumber : S Kartolo, 1993:47)
Keterangan : VRS : Volume rata-rata setiap sel darah merah
JHPVS : Jumlah hemoglobin per unit Volume sel darah merah
Hal lain yang berkaitan dengan karakteristik sel darah merah yaitu bahwa sel darah merah dengan VRS = 95 disebut makrosit, sel darah merah dengan VRS antara 86-95 disebut normosit dan sel darah merah dengan VRS kurang dari 86 disebut mikrosit.

Jumlah eritrosit manusia dipengaruhi oleh faktor fisiologis antara lain :
1. Umur
Eritrosit pada waktu lahir jumlahnya paling tinggi yaitu kira-kira 6.83 juta/mm3. kemudian menurun dan pada umur satu tahun jumlahnya 4 juta/mm3. kemudian jumlahnya naik lagi dan pada umur lima tahun ke atas jumlahnya 5 juta/mm3.
2. Jenis Kelamin
Pada wanita jumlahnya lebih sedikit (4.5 Juta/mm3) dibandingkan pria (5 juta/mm3).
3. Olahraga
Olahraga yang dilakukan secara teratur akan menaikkan jumlah eritrosit dan kada hemoglobin.
4. Ketinggian tempat
Manusia di daerah yang tinggi eritrosit dan hemoglobinnya akan naik. (kartolo,1993)

2.1.2 UJI WIDAL (TYPHUS)
Penyakit typhus atau demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii. Penularan penyakit ini dapat melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu pada usus halus. Melaui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa yang kemudian berkembangbiak di dalamnya sehingga menyebabkan rasa nyeri saat diraba. Kuman ini juga masuk ke kelenjar limfoid usus halus dan menyebabkan tukak (luka). Tukak tersebut dapat menyebabkan pendarahan dan perforasi (bocor) pada usus (www.sinarharapan.co.id, 2007)
Gejala-gejala yang dapat terlihat dari penyakit tifus ini adalah tidak enak badan, demam, sakit perut, sakit kulit tidak menetap, pembesaran limpa, jumlah leukosit normal atau berkurang, dapat menyebabkan komplikasi berbahaya yaitu pendarahan dan luka pada usus. Ada 3 penyakit tifus yang biasanya dialami pasien, yaitu :
1. tifus epidemik (epidemic typhus), juga dikenal sebagai tifus bawaan kutu louse
2. tifus endemik, juga dikenal sebagai tifus bawaan kutu dan tifus murine (murine typhus)
3. tifus scrub, juga dikenal sebagai tifus bawaan (chigger)
Tifus endemik disebabkan oleh Rickettsia typhii disebarkan oleh kutu tikus atau kutu kucing (opossum). Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh tifus endemik ini antara lain sakit kepala, demam, sakit sendi, muntah dan batuk. Tifus scrub disebabkan oleh Orientia tsutsugamushi dan disebarkan oleh chigger, yang dapat menimbulkan gejala-gejala seperti sakit kepala, demam, otot sakit, dan penghadaman/gastrointestinal (www.iwandarmansjah. web. Id, 2007).
Untuk mendeteksi penyakit tifus dalam tubuh pasien, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti uji widal dan gel kultur. Uji widal merupakan suatu pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya penyakit tifus dalam tubuh pasien. Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat antibodi terhadap salmonella typhii dan S. paratyphi. Hasil positif menunjukkan bahwa pasien telah pernah terinfeksi kuman tersebut. Salmonella dapat diberantas dalam satu episode, maka harus di bedakan antara infeksi masa lalu (in the past) dan infeksi saat ini (current). Jika titer antibodinya tinggi maka kemungkinan besar ada current infection, sedangkan jika titernya rendah kemungkinan adalah residu dari past infection atau current infection berada pada fase awal di saat antibodi belum terpacu. Oleh karena kemungkinan terhadap salmonella tinggi, maka titer standar dianggap tinggi adalah lebih dari 1/80 untuk anti -O atau (www.geocities.com, 2006). Lebih dari 1/160 untuk anti –H. Anti –O adalah antibodi terhadap tubuh salmonella, sedangkan anti –H adalah antibodi terhadap flagel (rambut) salmonella. Umumnya anti –O lebih cepat turun titernya dari pada anti –H.





BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) telah dilaksanakan mulai tanggal 22 Oktober 2008 sampai tanggal 22 November 2008. Praktek kerja lapangan dilaksanakan di Laboratorium RS Jitra Bhayangkara POLDA Bengkulu.

3.2. Metodelogi Pelaksanaan Kegiatan
A. Protap Pengambilan Spesimen (Sampel)
A.1. Sampel Darah
A.I.1. Untuk pengambilan darah vena alat-alatnya terdiri dari:
- Spuit
- Karet pembendung
- Kapas alkohol 70 %
- Botol penampung/ tabung
- Anti koagulan (EDTA, Natrium citras 3,8 %)
- Label
Prosedur:
- Identifikasi pasien
- Siapkan alat-alat yang diperlukan
- Pilih vena yang akan ditusuk
- Bersihkan daerah tusukan dengan kapas alkohol 70 % biarkan kering
- Tegangkan kulit di dekat pembuluh vena supaya vena jangan bergerak
- Tusukkan kulit dengan nald jarum yang terpasang pada spuit, sampai jarum masuk keluar vena dengan sudut antara jarum dan tangan kurang lebih 15 derajat
- Lepaskan/renggangkan pembendungan lalu dengan pelan-pelan tarik pengisap spuit sampai jumlah darah yang dikehendaki cukup
- Lepaskan karet pembendung taruhkan kapas di atas jarum lalu cabut spuit dan jarum tersebut
- Mintalah kepada orang yang diambil darahnya supaya tempat tusukan ditekan dengan kapas
- Jarum dilepaskan dari spuit, lalu alirkan darah perlahan-lahan ke dalam botol / tabung yang telah disiapkan (diberi label)
A. 1.2. Pengambilan Darah Kapiler
- Bersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70 % biarkan kering
- Teteskan darah pertama, dihapus dengan kapas jari pasien ditekan, tetesan selanjutnya masukkan ke dalam tabung kapiler, biarkan darah masuk ke tabung tersebut dengan daya kapilernya sendiri
- Bila darah yang masuk ke dalam tabung kurang lebih 2/3 volume (sudah cukup), tutup dengan kapas jari pasien tersebut
A.2. Prosedur Pengambilan Sampel Urine:
- Identifikasi pasien
- Botol diberi label nama/kode
- Berikan kepada pasien untuk mengambil urine. Botol yang steril dan kering.
- Biasakan bahan pemeriksaan urine yang dipakai urine sewaktu, urine pagi/urine puasa, urine postprandial.

B. Jenis-jenis pemeriksaan
B.1. Pemeriksaan Hematologi
B.1.1.Pemeriksaan Hb ( hemoglobin )
Alat-alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Pipet 20 ul
- Makropipet/dispenser 5.0 ml
- Tabung Reaksi
- Photometer
- Darah


Cara Kerja:
1. Dipipet darah 20 ul, masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml. Aduk hingga bercampur.
2. Baca absorban test terhadap blanko setelah 5 menit pada panjang gelombang 540 -546 nm.
Perhitungan: Kadar Hb (G/dl) = Absorban test X faktor
B.1.2.Pemeriksaan Leukosit
Persiapan alat-alat dan bahan
- Kamar hitung Imperoved Newbauer.
- Decglass
- Mikroskop
- larutan Turk
- Darah
Prosedur:
Darah dihisap sampai tanda 0.5 dengan pipet leukosit.
a. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
b. Isap larutan turk sampai tanda 11.
c. Pipet dikocok sampai 15 - 30 detik.
d. Dibuang 3-4 tetes pertama, tetes selanjutnya masukkan ke kamar hitung yang telah ditutup dengan deeglass.
e. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 kali. Hitung jumlah sel darah 64 bidang sedang.
Perhitungan :
- Panjang %
- Lebar %
- Tinggi 1/10
isi 1 kotak = 1A mm x 1A mm x 1/10 mm = 1/60 mm
isi | 64 kotak = 64 x 1/60 = 64/160 mm3
Pengenceran : Darah diisap 0,5. Turk II pengeceran 20 kali
Misal: jumlah sel leukosit yang ditemukan = a, maka jumlah sel leukosit 1 mm3.
= ax 160/64x20
= a x 2,5 x 20
a x 50 = X mm3 darah

B.1.3. Pemeriksaan hitung jenis leukosit.
a. Pembuatan sediaan apus darah dan pewarnaan dengan larutan Wright.
Alat dan Bahan
- larutan wright
- larutan buffer pH 6,4
Prosedur:
- Letakkan sediaan yang akan diwarnai di atas rak pewarnaan dengan lapisan darah bagian atas.
- Teteskan di atas sediaan sebanyak 3-4 tetes larutan wright, biarkan selama 2 menit
- Lalu teteskan pula sama banyaknya larutan buffer pH 6,4 biarkan selama 12 -15 menit.
- Siramlah sediaan itu air kran mula-mula perlahan-lahan kemudian keras-keras.
- Taruhlan sediaan itu dengan vertikal dan biarkan kering di udara.
b. Hitung jenis leukosit
Alat dan Bahan
- Sediaan apus
- Mikroskop
- Diverentikal counter
Prosedur :
- Sediaan apus darah yang telah diwarnai diletakkan di atas meja.
- Periksa dengan pembesaran lensa objektif 100 kali.
- Pilihlah sebagian dari sediaan yag cukup tipis dan penyebaran leukosit yang merata
- Mulailah menghitung pada pinggir atas sediaan dan berpindah ke arah bawah dengan menggunakan alat pengatur arah pada mikroskop.
- Pada pinggir bawah geserkan ke kanan agak lebih banyak dari lapangan imersi, sisanya di pinggir atas geserkan ke kanan lagi dan kemudian ke arah bawah
- Lakukan pekerjaan ini terus- menerus sampai ditemukan sel leukosit dihitung menurut jenisnya dalam 100 sel leukosit.
- Laporkan hasil hitung jenis leukosit dengan urutan yang benar yaitu :
a. Basofil
b. Eosinofil
c. Nctrofil batang
d. Netrofil segnien
e. Liinfosit
f. Monosil
B.1.4. Pemeriksaan Laju Endapan Darah (LED)
Prosedur:
- Darah dicampur dengan Larutan Natrium citros 3,8 % dengan perbandingan 4 : 1 (1,6 ml darah : 0,4 ml Natrium citros).
- Diisap darah tersebut dengan pipiet wastegren sampai darah 0 mm.
- Lalu ditegakkan pada standar westegren selama 1 jam pada posisi tegak lurus.
- Hasil dilaporkan dalam satuan mm/jam.

B.1.5. Pemeriksaan DDR (Malaria)
Alat dan Bahan :
 Objek glass dan lancet
 Reagent Giemsa
Prosedur :
- Dibersihkan jari dengan kapas alkohol 70 %
- Jari ditusuk dengan lancet sedalam 3 mm, darah pertama dihapus dengan kapas kering.
- Darah kedua diteteskan ke objek glass, dibuat sediaan apus darah tebal, sediaan dikeringkan pada suhu kamar.
- Sediaan darah dihemolisir terlebih dahulu dengan aquadest sampai warnanya agak pucat.
- Selanjutnya diwarnai dengan larutan giemsa 10 %, caranya: 1 tetes larutan Giemsa diencerkan dengan buffer pH 7,2 sebanyak 1 ml didiamkan selama 20 menit.
- Lalu dicuci dengan aquadest, biarkan kering di udara.
- Diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran lensa okuler 5 kali dan lensa objektifl 100 kali. Hasil dilaporkan:
a) Adanya malaria positif ditulis F (+) / V (+) bila ditemukan bentuk ring Falcifarum / vivax ring dan tropozoid.
b) Jika ditemukan bentuk ring Falcifarum dan Gametosit falcifarum dilaporkan F + g (+) positif.
c) Bentuk campuran dari P. falcifarum dan P.vivax dilaporkan : Mixed V + f
B.1.6. Pemeriksaan darah Trombosit
Alat-alat dan Bahan :
- Objek glass
- Bilik hitung
- Pipet thoma eritrosit
- Lancet
- Reagen larutan Wright
Prosedur:
- Buat sediaan apus darah tipis, biarkan kering
- Warnai sediaan yang sudah kering tersebut, dengan pewamaan Wright selama 2 menit, kelebihan larutan Wright dibuang.
- Lalu teteskan dengan larutan penyangga pH 6,4 sama banyak selama 15 menit Siramlah sediaan itu dengan air, lalu keringkan
- Hitunglah jumlah trombosit dalam 1000 eritrosit.
- Hitung juga jumlah eritrosit dalam bilik hitung.
Hasil dilaporkan :
Jadi jumlah sel trombosit yang dilaporkan dalam satuan darah nilai normal trombosit: 150.000 - 400.000 / mm3 darah.

B.2. Pemeriksaan Urine Rutin
B.2.1. Pemeriksaan Warna Urine
Memperhatikan warna urine. Nyatakan warna urine dengan perkataan seperti:
- Tidak berwarna : Kuning muda
- Kuning : Putih tanpa susu
- Kuning tua : Hijau merah
- Kuning bercampur merah : Coklat
- Coklat kuning bercampur hijau : Coklat tua

B.2.2. Pemeriksaan Kejernihan
Memperhatikan kejernihan. Nyatakan pendapat dengan salah satu dari :
- Jernih
- Agak keruh
- Keruh
- Sangat keruh

B.2.3. Pemeriksaan pH (derajat keasaman)
Penetapan reaksi dengan kertas lakmus biru dan merah.
Prosedur:
Dicelupkan kertas lakmus merah dan biru ke dalam urine, Jika terjadi perubahan warna kertas lakmus biru menjadi merah menunjukan urine asam, kertas lakmus merah menjadi biru menunjukan basa.

B.2.4. Pemeriksaan protein
Metode pemanasan dengan asam asetat 6%
Prosedur :
- Dimasukkan urine jernih ke dalam tabung reaksi
- Urine dipanaskan di atas nyala api sampai mendidih selama 30 detik
- Bila terjadi kekeruhan dideteksi 3 - 5 tetes larutan asam asetat 6 % jika kekeruhan masih ada protein positif.

Cara penilaian positif/negatif
1. Negatif: tidak ada kekeruhan
2. Positif I: ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir kadar protein 0,01-0,05
3. Positif II: Kekeruhan dengan mudah dapat dilihat dan nampak butir-butir dalam kekeruhan itu.
4. Positif III: Urine jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping (0.2-0,5
5. Positif IV : Urine sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping besar.

B.2.5. Pemeriksaan Glukosa Urine
Cara Fehling:
Reagen fehling A dan fehling B
Prosedur:
- Dimasukkan reagen fehling A sebanyak 1 ml dan fehling B sebanyak 1 ml
- Dimasukkan urine sebanyak 2 ml lalu dicampur
- Dipanaskan sampai mendidih di atas nyala api lalu didinginkan, bila terjadi perubahan baru dibaca, hasil pemeriksaan:
Penilaian hasil reduksi:
1. Negatif : tetap baru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh
2. Positif I : hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1 % glukosa)
3. Positif II : kuning keruh ( 1-1,5 % glukosa)
4. Positif III : jinggga atau warna lumpur keruh (2-3,5 % glukosa)
5. Positif IV : merah keruh (> 3,5 % glukosa)
B.2.6. Pemeriksaan Bilirubin Urine
Metode Harisson
Prosedur:
- 5 ml urine yang lebih dahulu dikocok dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 5 ml BaC12 10 %, dicampur dan disaring
- Kertas saring yang berisi presipital diangkat dari corong, dibuka lipatannya. Dibiarkan beberapa lama sampai agak kering
- Diteteskan 2-3 tetes reagen fouchet saring itu
- Timbulnya warna menandakan adanya bilirubin.
B.2.7. Pemeriksaan Sediment
Cara Mikroskopik
Prosedur:
- Urine dikocok dalam botol supaya sedimen bercampur dengan cairan atas Dimasukkan 7-8 ml urine ke dalam tabung reaksi, disentrifuge selama 5 menit pada 1500-2000 rpm.
- Dituang cairan atas keluar dari tabung dengan satu gerakan yang agak cepat, lalu ditegakkan lagi tabung hingga cairan yang masih melekat pada dinding mengalir kembali ke dasar tabung.
- Tabung dikocok untuk meresuspensikan sediment
- Dengan menggunakan pipet pasteur ditaruh 2 tetes dari sediment tersebut ke kaca objek dan ditutup masing-masing tetes dengan kaca penutup
- Diperiksa di bawah mikroskop dengan lensa objektif 10 kali lalu 40 kali
- Dilaporkan pendapat mengenai unsur-unsur sediment yang ada.
- Dilaporkan dalam satuan / LPK (Lapangan Pandang Kecil)

B.3. Pemeriksaan Kimia Klinik
B.3.1. Pemeriksaan Biiirubin D + T liquicolor
Total Biiirubin
Reagen : R1 : 1 x 100 ml Reagen Total Bilirubin
R2 : 1 x 6 ml Reagen T- Vitrit
Direct Bilirubin :
R3 : 1 x 100 ml Reagen Direct Biiirubin
R4 : 1 x 6 ml Reagen D- Nitrit
Reagen siap pakai, reagen stabil sampai kadaluarsa bila disimpan pada 15 - 25 °C.
Sampel : Serum
Prosedur :
- Panjang gelombang Hg 546 nm
- Tebal kuret, 1 cm
- Pengukuran terhadap blangko sampel

Total Bilirubin
BS SAMPEL
Rl 1000 1000
Rl - 1 Tetes
Campur baik-baik
Scsmpel 100 100
Campur, inkubasi 10-30 menit, ukur abs sampel terhadap blangko sampel.

Direk Bilirubin
BS SAMPEL
R3 1000 1000
R4 - 1 Tetes
Campur baik-baik
Sampel 100 100
Campur, inkubasi tepat 5 menit, ukur abs sampel terhadap blangko sampel (dA)

Kalkulasi
Hitung kosentrasi dengan faktor
Abs sampel x 13,0 mg/dl
B.3.2. Pemeriksaan SGOT/SGPT (ASAT/ALAT)
Reagen : RAI x 160 ml = 4
RB I x 40 ml = 1
Persiapan Reagen:
Encerkan reagen dengan perbandingan 1 : 4
Dengan stabil sampai masa kadaluarsa bila disimpan setelah 2-8 °C
Sampel: Serum


Prosedur:
1. Masukkan dalam kuvet
emperatur Reaksi 37 °C 30 °C
Reagen Kerja Sampel 1.0ml
50 ul 1,0 ml
100 ul

2. Setelah 1 menit baca pada photometer
Temperatur 25 °C/30 °C Semi mikro

Sampel Reagen 200
1000
Temperatur 37 °C Semi mikro

Sampel Reagen 100
1000

Campur, ukurlah abs setelah 1 menit pada saat yang bersamaan jalankan stopwatch, ukur Abs tepat setelah 1,2,3 menit. Hitunglah dA/menit.
Kalkulasi:
Faktor untuk semi mikro :
Temperatur 25 °C/30 °C 37 °C
Hg334
340
Hg365 971
952
1765 1780
1745
9325

Nilai Normal 25 37
Pria
Wanita s/d18
s/d!5 s/d37
s/d31

B.3.3. Pemeriksaan SGPT (Alat)
Reagen Rl : 1 x 110 ml Buffer
R2 : 7 x 15 ml Subrat
Persiapan reagen:
Encerkan isi 1 botol subtrat ( R2 ) dengan 15 ml Buffer dari Rl
Stabilitas sampai masa kadaluarsa bila disimpan pada 2-8 °C.
Setelah diencerkan reagan stabil selama 5 hari pada 2 - 8 °C atau jam pada 15 - 25 °C.
Sampel: Serum
Prosedur:
Panjang gelombang 5 Hg 365, 340, 334 nm. Tebal kuvet 1 cm
Temperatur : 25, 30 atau 37 °C Pengukuran terhadap udara (penurunan Abs)
Temperatur
25/35 °C Semi mikro
Makro

Sampel
Reagen
200 ul
1000 ul 500 ul
3000 ul

Temperatur 37
°C Semi mikro
Makro
Sampel
Reagen 100 ul
1000 ul 500 ul
3000 ul

Campur. ukurlah Abs setelah 1 menit dan pada saat yang bersamaan jalankan Stopwact ukur Abs, tepat setelah 1,2,3 menit. Hitunglah dA/ menit Kalkulasi:
Temperatur Semi mikro Makro
Hg 334
340
Hg365 971
952
1765 1780
1745
3235



Nilai normal
Temperatur 25 30 37
Pria s/d22 s/d30 s/d42
Wanita s/d17 s/d23 s/d32

B.3.4. Pemeriksaan Cholestrol Liquidar
Reagen : Rl 4 x 30 : 3 x 250 atau 4 x 100 ml reagen
Standar : 3 ml standar 200 mg/ dl
Persiapan Reagen:
Reagen dan standar siap pakai tanpa pengenceran
Stabilitas reagen sampai dengan masa kadaluarsa bila disimpan 2 - 8 °C
Sampel: Serum
Prosedur:
Panjang gelombang Hg 546 ( 500) nm
Tebal kuvet: 1 cm
Temperatur : 20 – 25 °C

Pengukuran terhadap blanko reagen
RB Standar Sampel
Sampel (ul) - - 10
Standar (ul) - 10 -
Reagen (ul) 1000 1000 1000
Campur, inkubasi 20 menit (20-25 °C) atau 10 menit (37 °C) ukur absorban standar (A std) dan sampel terhadap blanko reagen dalam waktu 60 menit

Kalkulasi: e (mg/dl) =

Nilai normal:
Dicurigai : di atas 220 mg/dl
Meningkat : di atas 260 mg/dl
B.3.5. Triglyscrid - GPO
Reagen : Rl(10720)10x15 ml
: R2 (10720) 1 x 3 ml
Standar 3 ml standar 200 ml / dl
Persiapan reagen:
10720 : pipet 250 ul R2 ke dalam botol Rl. campur, biarkan 15 menit sebelum digunakan. Stabilitas reagen sampai dengan masa kadaluarsa bila disimpan pada 2 - 8 °C.
Sampel : Serum
Prosedur:
Panjang gelombang Hg 546 (nm)
Tebal kuvet: 1 cm
Temperatur : 20 - 25 °C
Pengukuran terhadap blanko reagen
RB Standar Sampel
Sampel - - 10 ul
Standar - 10 ul -
Reagen Warna 1000 1000 ul 1000 ul
Campur, inkubasi 20 menit (20-25 °C) atau 5 menit (37 °C) ukur absorban standar dan sampel terhadap blanko reagen dalam waktu 60 menit

Kalkulasi dengan standar e (mg/dl)
Nilai normal : 72 – 72 mg/dl
B.3.6. Urea luquicolor
Reagen : Urea (10505) kit:
Rl : 100 ml
R2 :100ml
R3 : 1 ml
Standar : 3 ml standar urea 80 mg/dl
Persiapan reagen:
RIA : campurkan reagen 3 dengan reagen 1 sebagai berikut:
Misal: 1 ml R3 +100ml Rl+(1 + 100bagian)
R2 dan standar siap pakai stabilitas reagen sampai dengan masa kadaluarsa bila disimpan pada 2-8 °C
Bila reagen dan standar telah dibuka stabil sampai dengan 6 minggu pada 2 -8°C.
Sampel: serum, jangan gunakan serum lipemik
Prosedur:
Panjang gelombang Hg 578 Tebal kuvet: 1 cm Temperatur : 20 - 25 °C
Pengukuran terhadap blanko reagen
RB Standar Sampel
Sampel - - 10 ul
Standar - 10 ul -
Reagen RIA 1000 1000 ul 1000 ul
Campur, inkubasi 5 menit (20-25 °C atau 3 menit ( 37 °C)
Reagen R2 1000 ul
1000ul
1000 ul

Campur, inkubasi 10 menit pada 20 - 25 °C atau 3 menit pada 37 °C ukur absorban standar dan sampel terhadap blanko reagen dalam waktu 60 menit

Kalkulasi:
Hitung kosentrasi urea
Serum / plasma = x 80 mg/dl
Nilai normal: Serum : 10-50 mg/dl

B.3.7. Pemeriksaan Creatinine Liquicolor Reagen
Rl : 100 ml asam pikrat
R2 :100 ml natrium hidroksida
Standar : 25 ml larutan standar 2 mg / dl
Persiapan reagen:
R2A : encerkan R2 (NaOH) dengan aquadest 1 + 4
Reagen kerja : campur dengan perbandingan sama banyak Rl + R2A larutan
Standar siap pakai. Stabilitas reagen sampai dengan masa kadaluarsa bila disimpan pada 20 - 25 °C. Setelah dicampur reagen stabil selama 32 jam pada 15 - 25°C.
Sampel : Serum
Prosedur:
Panjang gelombang : Hg 492 (490 - 510) nm
Tebal kuvet : 1 cm
Pengukuran terhadap udara (peningkatan absorban)
RB Standar Sampel
Sampel - - 20 ul
Standar - 20 ul -
Reagen Wania 1000 ul 1000 ul 1000 ul
Campur, inkubasi 10 menit (20-25 °C) atau 5 menit (37 °C) ukur absorban standar dan sampel terhadap blanko reagen dalam waktu 60 menit

Hitunglah dA (std) dan Da (spl) sebagai berikut :
dA (std) = A2 (std) – A1 (std)
dA (spl) = A2 (spl) – A1 (spl)
Nilai normal :
Pria : 0,6 – 1,1, mg%
Wanita : 0,5 – 0,9 mg %

B.3.8.Uric Acid
Reagen : R1 4 x 30 ml
Standar : 3 ml standar 8 mg %
Persiapan reagen : reagen dan standar siap dipakai tanpa pengenceran
Stabilitas reagen : reagen stabil sampei dengan masa kadaluarsa bila disimpan pada suhu 2 – 8oC, setelah dibuka diambil 2 minggu pada suhu 15 – 25oC
Sampel : Serum
Prosedur :
Panjang gelombang Hg 546 (500) nm
Tebal kuvet : 1 cm
Temperature : 20 – 25oC

Pengukuran terhadap blanko reagen
RB Standar Sampel
Sampel - - 20 ul
Standar - 20 ul -
Reagen Wania 1000 ul 1000 ul 1000 ul
Campur, inkubasi 10 menit (20-25 °C) atau 5 menit (37 °C) ukur absorban standar dan sampel terhadap blanko reagen dalam waktu 60 menit

Kalkulasi : dengan standar
Serum c (mg/dl) = 8 x

Nilai normal
Pria : 1,4 – 7,0 mg/dl
Wanita : 2,4 – 5,7 mg/dl
B.3.9. Pemeriksaan Glukosa
Reagen Rl : 4 x 100 ml atau 1000 ml enzim reagen
Standar : 3 ml standar 100 ml / dl
Persiapan reagen :
Reagen siap dipakai tanpa pengenceran
Stabilitas reagen :
Reagen stabil sampai dengan masa kadaluarsa bila disimpan pada suhu 2-8 °C.
Stabil 2 minggu pada suhu 1 5 - 25 °C reagen dibuka.
Sampel : Serum
Prosedur :
Panjang gelombang Hg 546 nm
Tebal kuvet : 1 cm
Temperatur : 20 - 25 °C atau 37 °C
pengukuran terhadap blanko reagen
RB Standar Sampel
Sampel ( ul ) - - 10 ul
Standar ( ul) - 10ul -
Reagen Warna 1000 ul 1000 ul 1000 ul
Campur, inkubasi 10 menit (20-25 °C) atau 5 menit (37 °C) ukur absorban standar dan sampel terhadap blanko reagen.

Kalkulasi:
c (mg/dl) = 100 x
Nilai normal:
Puasa serum : 75 - 115 mg / dl
Sewaktu : s/d 140 mg %

B.4. IMMUNOLOGI / SEROLOGI
B.4.1.Hbs Ag Hexagon
Reagen : strip test dalam wadah aluminium foil dengan penutup dan desican. Penyimpanan dan Stabilitas: Hexagon Hbs Ag Human stabil sampai dengan masa kadaluwarsa bila disimpan pada 2 - 30 °C pada tempat kering penutup harus selalu terpasang dengan baik.
Sampel : Serum
Prosedur :
Sesuaikan temperatur strip dan sampel dengan kamar sebelum digunakan
1. Ambil sejumlah strip test, pegang hanya bagian atas strip test dengan tanda panah terarah ke bawah.
2. Celupkan strip test ke dalam tabung dengan 0,25 — 0,5 ml sampel jangan sampai menyentuh foil biru.
3. Jangan gerakan strip selama proses chromatografi.
4. Bacalah hasil 20 menit setelah dicelupkan dalam sampel. Hasil pemeriksaan positif (2 garis) biasanya setelah 5 menit. Hasil negatif hanya dapat dikonfimasi setelah 20 menit.

B.4.2. Pemeriksaan widal secara slide
Reagen :
- H antigen
- O antigen
Alat-alat
- Objecglass
- Tangkai pengaduk
Prosedur :
1. Sediakan objekglass yang bersih, lalu teteskan serum di atas kaca objek tadi. Lalu tambahkan antigen H sebanyak 1 tetes dan aduk sampai rata dan goyang-goyangkan selama 1-2 menit kita lihat apakah terjadi aglutinasi ( gumpalan ) kalau terjadi aglutinasi berarti positif (+),
2. Maka kita lanjutkan dengan kuantitatif. Teteskan serum ke atas objecglass sebanyak 0,01 cc tambahkan antigen 1 tetes, aduk dengan tangkai pengaduk selama 30 detik dan goyang-goyangkan selama 1-2 menit, lalu baca apakah masih terjadi aglutinasi kalau masih terjadi aglutinasi makaa test kita lanjutkan sampai aglutinasi hilang.
3. Begitu juga untuk antigen O. Cara kerja dan pembacaan sama.
4. Perbandingan : serum dan antigen serta nilainya.
0,02 cc 1 tetes 1/80
0,01 cc 1 tetes 1/160
0,005 cc 1 tetes 1/320
0,025 cc 1 tetes 1/640
5. Hasil dilaporkan sebagai berikut: (+) positif/ negatif (sesuai titer)
B.4.3. Pemeriksaan Test Kehamilan
Methode Ones Step Urine
Reagen : Strip Test Lotus ( dalam kemasan wadah aluminium foil dengan penutup dan design).
Penyimpanan dan Stabilitas
Strip dapat disimpan dalam refrigator atau suhu kamar ( 2 - 30 °C ) sampai dengan masa kadaluarsa.
Prosedur:
1. Strip sampel pasien, dibiarkan pada suhu kamar.
2. celupkan strip ke dalam tabling urine dengan hati-hati sampai tanda batas.
3. Jangan gerakan strip proses cromotografi.
4. Bacalah hasil 40 - 90 detik, setelah dicelupkan dalam sampel.
5. Hasil positif ( 2 garis) biasanya timbul setelah 5 menit. Hasil negatif hanya dapat dikonfirmasi setelah 10 menit.
Hasil dilaporkan (+) positif/ (-) negatif.
Menggunakan reagen HCG Latex:
1 tetes reagen + 1 tetes urine dihomogenkan di atas rotator selama 1 menit lalu diamati ada tidaknya aglutinasi. Agluthiasi berupa butiran-butiran kasar. Hasil positif jika ada butiran-butiran kasar berwarna putih keruh dan hasil negatif jika tidak ada butiran-butiran kasar. Metode ini mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dibanding dengan metode strip test lotus.








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel hasil pengukuran
Hemoglobin, Leukosit, Trombosit, Hematrokit, DDR
Pasien Rumah Sakit Jitra Bhayangkara
Bulan Oktober - November 2008
NO TANGGGAL HB (g/dl) L (µl) TR (µl) HT (%) DDR
l. 22 Oktober 2008 13,4 8.400 158.000 42 (+)
2. 23 Oktober 2008 15.3 13.100 250.000 43 (+)
3. 24 Oktober 2008 12,0 4.100 208.000 44 - (neg)
4. 25 Oktober 2008 13,4 8.400 158.000 42 (+)
5. 26 Oktober 2008 14,9 10.600 269.000 44 (+)
6. 27 Oktober 2008 14,0 10.800 373.000 40 (+)
7. 28 Oktober 2008 15,5 7.000 104.000 47 (+)
8. 29 Oktober 2008 13,4 8.400 158.000 42 (+)
9. 30 Oktober 2008 15.3 13.100 250.000 43 (+)
10. 31 Oktober 2008 14,9 10.600 269.000 44 (+)
11. 1 November 2008 14,4 9.300 297.000 37 - (neg)
12. 2 November 2008 10,9 9.300 297.000 37 - (neg)
13. 3 November 2008 11,0 7.900 327.000 44 - (neg)
14. 4 November 2008 13,4 8.400 158.000 42 (+)
15. 5 November 2008 12,3 6.300 282.000 37 (+)
16. 6 November 2008 11,7 6.800 242.000 44 (+)
17. 7 November 2008 14,4 9.300 297.000 37 - (neg)
18. 8 November 2008 13,3 5.300 353.000 37 (+)
19. 9 November 2008 12,3 11.600 389.000 42 (+)
20. 10 November 2008 13,4 10.500 198.000 42 (+)
Keterangan :
Hb = Hemoglobin, L = Leukosit, Tr = Trombosit, Ht = Hematrokit
Tabel hasil pengukuran
Uji Widal Pasien Rumah Sakit Jitra Bhayangkara
Pada bulan oktober - november 2008
No Tanggal Test Widal
O H
l. 22 Oktober 2008 1/160 - (neg)
2. 23 Oktober 2008 1/80 1/320
3. 24 Oktober 2008 - (neg) 1/80
4. 25 Oktober 2008 1/160 - (neg)
5. 26 Oktober 2008 -(neg) 1/80
6. 27 Oktober 2008 1/320 1/320
7. 28 Oktober 2008 1/80 1/160
8. 29 Oktober 2008 - (neg) - (neg)
9. 30 Oktober 2008 1/80 1/80
10. 31 Oktober 2008 1/320 1/80
11. 1 November 2008 - (neg) - (neg)
12. 2 November 2008 1/80 - (neg)
13. 3 November 2008 - (neg) - (neg)
14. 4 November 2008 - (neg) 1/80
15. 5 November 2008 1/160 - (neg)
16. 6 November 2008 1/160 - (neg)
17. 7 November 2008 - (neg) 1/80
18. 8 November 2008 1/160 - (neg)
19. 9 November 2008 1/80 1/320
20. 10 November 2008 1/320 1/80






Tabel hasil pengukuran
LED, Diffcount, GDS, Cholesterol, Asam urat (AU), dan Urin
Pasien Rumah Sakit Jitra Bhayangkara
Bulan Oktober – November 2008

No Tanggal LED Diffcount GDS Chol AU Urin
1 22 Oktober 2008
2 23 Oktober 2008
3 24 Oktober 2008 48
4 25 Oktober 2008
5 26 Oktober 2008 288,2
6 27 Oktober 2008 190,6
7 28 Oktober 2008 132,1 6KAK/5-8/2-4/1-2/(-)
8 29 Oktober 2008 150 0/0/0/14/16/0
9 30 Oktober 2008
10 31 Oktober 2008
11 1 November 2008 75
12 2 November 2008
13 3 November 2008
14 4 November 2008
15 5 November 2008
16 6 November 2008
17 7 November 2008
18 8 November 2008
19 9 November 2008
20 10 Novemb 2008 8 0/2/0/36/60/2
21 11 Novemb 2008
22 12 Novemb 2008
13 Novemb 2008

4.2. Pembahasan
Dalam kehidupan manusia ada masanya merasakan senang, dan sedih. Begitu juga halnya dengan sakit dan sehat. Apalagi Indonesia merupakan daerah yang rawan terhadap penyakit seperti malaria, tipus, demam berdarah dan berbagai jenis penyakit lainnya. Hal ini dapat terjadi karena Indonesia merupakan negara 2 musim sehingga jenis-jenis penyakit dapat tersebar dari perubahan musim dengan cepat. Untuk mengetahui penyakit yang dialami dan dirasakan maka banyak orang mengadakan pemeriksaan yang dapat dilaksanakan di Laboratorium rumah sakit, puskesmas dan klinik. Pemeriksaan ini bertujuan mendiagnosa penyakit, namun pada umumnya pemeriksaan yang ada di Rumah Sakit ini yaitu pemeriksaan darah dan urin. Dari hasil pemeriksan ini maka dokter dapat memberikan bantuan berupa obat atau terapi kepada pasien.
Untuk pemeriksaan kimia darah dan widal test menggunakan serum, sedangkan pemeriksaan hematologi tidak menggunakan serum. Serum didapatkan setelah darah dicampur dengan antikoagulan yaitu EDTA kemudian disentrifuse, sehingga didapatkan sel-sel darah yang mengendap dan cairan yang berwarna kuning dibagian atasnya. Cairan inilah yang disebut dengan serum. Sebenarnya banyak antikoagulan yang lain. Namun pada umumnya EDTA yang paling sering digunakan, karena EDTA mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
1. EDTA bahannya mudah didapatkan
2. Harganya murah dan lebih ekonomis
Pemberian EDTA bertujuan agar darah tidak membeku, 1 mg EDTA menghindarkan membekunya 1 ml darah. Pemberian EDTA tidak boleh berlebihan karena akan menurunkan nilai hematokrit. EDTA yang sering dipakai berupa larutan 10 %, tetapi dalam pemeriksaan ini menggunakan EDTA yang berupa bubuk. Karena yang digunakan EDTA berupa bubuk, maka darah yang telah dicampur EDTA harus digoyang-goyang kurang lebih selama 1 menit, sebab EDTA kering lambat larut.
Hasil dari kegiatan praktek yang telah dilakukan selama berada di Laboratorium RS Bhayangkara Jitra Bengkulu dapat diuraikan sebagai berikut:



1. Pemeriksaan Hematologi
Untuk pemeriksaan Hematologi, terdapat istilah pemeriksaan darah rutin. Pemeriksaan ini meliputi : pemeriksaan Hb, Leukosit, LED, DDR (malaria) dan Widal Test.
Hemoglobin adalah protein konjugasi berupa pigmen merah eritrosit. Prinsipnya adalah darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan hemaglobin C lalu dari asam hematin diukur dengan alat spektrofotometer. Tujuan pemeriksaan hemoglobin adalah untuk menetapkan kadar hemoglobin dalam darah. Nilai normal Hb antara pria dan wanita berbeda. Pada pria adalah 14 – 16 g/dl, sedangkan pada wanita antara 12 – 14 g/dl, perbedaan ini mungkin disebabkan oleh volume darah antara pria dan wanita berbeda. Dari hasil pemeriksaan didapatkan nilai Hb yang bervariasi ada yang normal, lebih rendah dan tinggi. Nilai Hb yang rendah menunjukkan pasien menderita anemia.
Leukosit merupakan sel darah putih. Leukosit berperan dalam sistem kekebalan tubuh, jika ada antigen yang masuk, maka leukosit akan menyerang antigen tersebut dengan cara memakannya (fagositosis). Nilai normal leukosit pria dan wanita 5000 – 10.000 per mikron (µl). Nilai leukosit dari data yang diperoleh dari pemeriksaan dari 20 hari pemeriksaan dengan 20 pasien teredapat 11 orang yang memiliki nilai leukosit normal. Itu menunjukkan bahwa 50 % pasien tersebut sedang mengalami infeksi, karena leukosit merupakan kekebalan dari tubuh manusia, jika dalam tubuh seseorang terdapat infeksi maka akan diproduksi leukosit dalam jumlah lebih tinggi oleh tubuh. Leukosir terdiri dari bermacam-macam sel dan juga dilakukan pemeriksaan, biasanya dilakukan penghitungan jenis (Diffcount).
Pada pemeriksaan diffcount nilai normal basofil (0-1%), eosinofil (1-3 %), batang (2-6%), segmen (50-70%), lymfosit (20-40%), dan monocyt (2-8%).
Pemeriksaan trombosit untuk mengetahui jumlah trombosit dalam darah. Fungsi trombosit salah satunya sabagai penyembuhan luka dengan membentuk benang-benang fibrin. Jika jumlah trombosit yang sedikit akan disertai pendarahan. Pada prakteknya penghitungan trombosit sangat sukar dilakukan karena mudah sekali pecah dan karena sukar dibedakan dari kotoran kecil. Pada pemeriksaan ini penghitungan trombosit dilakukan dengan cara tak langsung yaitu jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedang jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya.
Pemeriksaan malaria pada pasien hasilnya beranekaragam. Ada yang positif dan yang negatif. Dari data yang diperoleh 20 pasien yang ada dalam 20 hari terdapat 15 pasien hasilnya positif malaria. Hal itu tidak mengherankan karena Bengkulu merupakan daerah endemi malaria. Hasil positif ditunjukkan dengan ditemukan bentuk parasit dari plasmodium berupa ring falcifarum dan tropozoid. Untuk pemeriksaan pendarahan jika lewat dari 10 menit menunjukkan adanya suatu kelainan. Masa pembekuan yaitu lamanya waktu yang diperlukan untuk darah incinbcu lewat dari 20 menit dianggab abnormal.
Pemeriksaan widal Test adalah untuk pemeriksaan tipus, untuk menyatakan positif tipus yaitu dengan adanya aglutinasi. Aglutinasi ini diamati secara visual. Aglutinasi ini terdapat tingkatannya, jika butiran aglutinasi sangat kasar maka dituliskan 1/320, jika butiran aglutinasi sedikit halus dituliskan 1/160, dan jika butiran sangat halus dituliskan 1/80. meskipun nilainya berneda-beda, tetapi nilai tersebut menunjukkan bahwa pasien menderita tipus. Adakalanya pemeriksaan widal negatif, untuk pemeriksaan widal digunakan reagen Salmonella typhii O dan Salmonella typii H. Nilai-nilai tersebut terdapat dikedua reagen, atau salah satu reagen. Misalnya O : 1/320, H : 1/160, hal ini berarti pasien menderita tipus. Dapat juga nilai O dan H sama misalnya O/H : 1/320. Jika keduanya menunjukkan nilai yang tinggi, maka tingkat tipusnya tinggi, jika salah satu reagen bernilai negatif maka dapat dikatakan gejala tipus, misalnya O : 1/160, H : -(neg) atau O : - (neg), H:1/160. Dari data yang diperoleh dari RS Bhayangkara Jitra Bengkulu terdapat sedikitnya 7 pasien dalam 20 pasien yang ada yang positif tipus, pasien yang menunjukkan gejala 10 pasien dan 3 pasien yang menunjukkan negatif.
Pada bagian kimia darah yang banyak pemeriksaan yang dilakukan. Untuk pemeriksaan darah ada tiga macam cara yaitu : gula darah sewaktu, gula darah puasa dan gula darah post prondial. Pemeriksaan gula darah menggunakan spektrofotometer. Hasil pemeriksaan dan berbagai pasien sangat bervariasi ada yang bernilai normal, kurang dari normal dan ada pula yang melebihi nilai normal. Jika nilai yang diperoleh melebihi nilai normal (60-140%), maka pasien tersebut diindikasi menderita diabetes. Untuk memperkuat dugaan tersebut dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu gula darah puasa dan gula darah postprondial. Untuk gula darah puasa, pasien diharuskan puasa selama 10-12 jam kemudian darah pasien tersebut diambil dan dilakukan pengukuran. Selanjutnya pasien dibolehkan makan dan 2 jam setelah makan, darah pasien tersebut kembali diambil dan diukur. Jika nilai pengukuran lebih dari nilai normal berarti pasien tersebut sudah pasti penderita penyakit diabetes millitus.
Dalam pemeriksaan kimia darah pemeriksaan kolesterol juga dilakukan. Kadar kolesterol normal 125-250 mg%, jika sudah melebihi nilai normal maka harus diperhatikan pola dan menu makan. Kolesterol yang tinggi akan menyebabkan suatu penyakit. Menghindari dan mengatur pola makan akan lebih baik, seperti kuning telur harus dihindari karena dapat meningkatkan kolesterol. Salah satu kadar kolesterol tinggi adalah adalah batang leher atau sekitar bahu sering terasa pegal-pegal. Untuk mengurangi kolesterol yang tinggi dapat dilakukan dengan mengurangi makan-makanan berlemak dan banyak makan sayur dan buah-buahan segar.
Pemeriksaan Ureum dan Creatinin untuk mengetahui aktifitas ginjal, masih mampukah ginjal menyaring racun dengan baik atau tidak. Ginjal yang rusak tidak dapat menyaring racun dan racun ini nantinya akan menyebar ke seluruh tubuh dan mengganggu metobolisme tubuh. Pengukuran Ureum dan kreatinin menggunakan spektrofotometer. Jika nilai yang diperoleh tidak sesuai dengan nilai normal dapat diartikan ada gangguan pada ginjalnya. Nilai normal untuk ureum : 10 – 50 mg % sedangkan creatinin, 0,6 – 1,2 mg/%.
2. Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin rutin meliputi : jumlah urin, makroskopis (warna dan kejernihan), protein, glukosa, dan sedimen. Pemeriksaan warna urin dilakukan secara visual yaitu langsung melihat urin dan agak diterawang. Warna urin yang umum dijumpai pada pasien adalah kuning. Warna urin ini disebabkan oleh beberapa macam zat warna terutama urochrom dan urobilin. Disamping itu dipengaruhi oleh jenis makanan atau obat. Pemerikasaan kejernihan sama halnya dengan pemeriksaan warna urin. Hasil yang dijumpai ada yang jernih dan keruh. Penyebab kekeruhan seperti kekeruhan dan unsur-unsur sendimen.
Nilai derajat keasaman (pH) menggambarkan keadaan dalam tubuh, mungkin ada infeksi pada saluran kencing. E.coli biasanya menyebabkan urin asam. Reaksi pH urin ditentukan dengan menggunakan kertas indikator. Urin bersifat asam mengubah lakmus biru menjadi merah sedangkan urin basa mengubah lakmus merah menjadi biru. Urin netral tidak mengubah warna kertas lakmus baik yang merah maupun biru.
Protein dalam urin didasarkan timbulnya kekeruhan. Prinsipnya adalah terjadi endapan apabila direaksikan dengan asam (asam sulfosalisilat). Hasilnya dinyatakan dengan positif atau negatif. Hasil positif jika ada kekeruhan, dan negatif tidak ada kekeruhan. Harga normalnya adalah apabila reaksinya negatif.



























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Hb normal wanita adalah 12 -14 g/dl sedangkan pria antara 14 – 16 g/dl. Apabila dibawah atau diatas kisaran tersebut maka Hbnya tidak normal, maka orang tersebut biasanya mengalami suatu penyakit.
2. Dalam uji Hematologi kita menganalisis Hb, jumlah leukosit, Trombosit, Hematrokit, dan DDR (Malaria).
3. Uji Widal berfungsi untuk pemeriksaan penyakit tifus. Penyakit tifus disebabkan oleh Salmonella typhii. Jenis tifus yang diperiksa di RS Jitra Polda Bengkulu yaitu tifus tipe O dan tipe H. Titer standar yang menunjukkan pasien telah terinfeksi Salmonella. Typhii yaitu lebih dari 1/80 untuk anti O dan 1/160 untuk anti H.

Saran
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama kurang lebih satu bulan di Laboratorium Rumah Sakit Jitra Bengkulu, disarankan agar dapat dilakukan kerjasama yang lebih baik lagi antara Universitas Bengkulu pada umumnya dan Jurusan Biologi FMIPA khususnya demi untuk meningkatkan potensi – potensi yang ada pada mahasiswa yang berkaitan dengan ilmu tersebut dan sekaligus menjadikan Laboratorium Rumah Sakit Jitra Bengkulu sebagai wahana untuk bersosialisasi ke dunia luar / dunia kerja serta sekaligus menjembatani untuk program kerjasama yang lebih riil yang bisa dibangun di masa mendatang. Dari pihak Laboratorium Rumah Sakit Jitra Bengkulu sendiri bisa lebih memanfaatkan keeksistensian UNIB, untuk bersosialisasi seperti melakukan seminar – seminar dan penyuluhan-penyuluhan untuk memperkenalkan tehnik-tehnik pemeriksaan yang baru.




DAFTAR PUSTAKA

F. Ganong, William. 1998. Fisiologi Kedokteran. Buku kedokteran. Jakarta

Kimball, John W. 1983. Biologi. Terjemahan Prof. Dr. Ir. H. Siti Soetarmi T. Erlangga: Jakarta.
Soebrata, R. Ganda. 1985. Penuntun Laboratorium Klinik. PT. Dian Rakyat ; Jakarta.

Guyton and Hall. 1997. Fisologi Kedokteran. Terjemahan dr. Irawati Setiawan. Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.

Anonim. 2005. Prosedur Tetap Kerja Laboratorium Rumah Sakit Jitra POLDA Bengkulu. Bengkulu

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta

Subowo. 1992. Histologi Umum. PUSAT ANTAR UNIVERSITAS ILMU HAYATI. INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG.

Pearce C. Evelyn. 1989. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta

Budiarso, I & APU., 2002. Terapi Auto Urin. PT. Gramedia Pustaka Utama ; Jakarta.

www. geocities. Com, 2006

www. Irwandarmansjah. Web. Id, 2007

www. Prodia. Co. Id, 2006












CENTRIFUGE MIKROSKOP







OVEN RAK TABUNG REAKSI



MACAM REAGEN DAN PIPET MIKRON ROTATOR





SPEKTOFOTOMETER SWEALAB




LAPORAN HARIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI RUMAH SAKIT JITRA BHAYANGKARA BENGKULU

Nama Mahasiswa : Irwan Baharuddin
NPM : F1D005029
Program Studi : Biologi
Fakultas : MIPA


No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Paraf Pembimbing Lapangan


KERANGKA ACUAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2008

Lembaga/Perusahaan/Tempat PKL : Laboratorium Bagian Hematologi Rumah Sakit Jitra Bhayangkara Bengkulu
Pendamping Lapangan : Mildasari, Am. AK
Alamat : Jl. Seruni Padang Harapan Bengkulu
Telepon/Hp/Fax/E-mail : 081367026281
Mahasiswa : Irwan Baharuddin
NPM : F1D005029
Semester/Tahun Akademik : VIII/2008
Alamat : Pond Annur, Gg 3 Unib Belakang, Bengkulu
Telepon/Hp/Fax/E-mail : 085267726074
Dosen Pembimbing : Dra. Rochmah Supriyati, M.Sc
Telepon/Hp/Fax/E-mail :
Judul/Tema/Topik PKL : uji hematologi darah dan urin di rumah sakit jitra bhayangkara polda bengkulu
Tujuan dari PKL : Melalui kegiatan PKL ini, mahasiswa universitas bengkulu diharapkan dapat mengembangkan potensi diri, mendapatkan pengalaman kerja sesuai dengan penerapan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah. Selain itu juga menambah wawasan dan keterampilan bekerja dibidang laboratorium khususnya bidang analisis darah.
Perkiraan jangka waktu : Minggu ketiga bulan Oktober sampai minggu kedua bulan November


GARIS BESAR RENCANA KEGIATAN (JADWAL PER HARIAN)

Nama Mahasiswa /NPM : Irwan Baharuddin
NPM : F1D005029
Semester/Tahun Akademik : VII/2008
Prodi/Jurusan : Biologi
Nama Lembaga : Rumah Sakit Jitra Bhayangkara Bengkulu
Topik :
No. Waktu Uraian Rencana Kegiatan Objek Target
1 Minggu ketiga bulan Oktober 2008 hari ke-1 Mengadakan survey ke tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) Pimpinan dan Staf Laboratorium Rumah Sakit Jitra Bhayangkara Bengkulu Mengetahui kondisi tempat untuk mengadakan PKL terutama yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan
Hari ke-2 dan 3 Melengkapi administrasi dan sosialisasi dengan staf Laboratorium Ka. Lab RS Bhayangkara Jitra Polda Bengkulu dengan Staf Dapat beradaptasi atau bersosialisasi dengan lingkungan tempat PKL
Hari ke-4 Pengarahan mengenai tata tertib kerja/kegiatan di Laboratorium RS Jitra Bhayangkara Bengkulu Mahasiswa PKL dan Staf Laboratorium Mengetahui dan memahami peraturan kerja di Laboratorium sehingga mahasiswa dapat bekerja sesuai dengan peraturan yang ada
Hari ke-5 dan 6 Pengarahan cara kerja dan pengenalan alat-alat yang akan digunakan dalam analisis darah Sample darah dan urine pasien, pembimbing lapangan, petugas laboratorium dan mahasiswa Mengetahui cara-cara menggunakan alat-alat Laboratorium dalam menganalisis sampel
2. Minggu keempat bulan Oktober 2008 hari ke-,2 dan 3 Meminta pengarahan, multikerja membantu laboran dan mencatat hasil pengamatan dalam menganalisis darah Sampel darah pasien, pembimb ing lapangan, petugas Laboratorium dan mahasiswa Mahasiswa dapat mengetahui cara pengujian darah dengan mengguanakan alat-alat yang digunakan dalam analisis darah
Hari ke-4,5 dan 6 Analisis sampel darah untuk uji DDR Sampel darah pasien Mahasiswa dapat mengetahui tekn ik dalam melakukan uji DDR pada darah pasien
3. Minggu pertama bulan November 2008 hari ke-1,2 dan 3 Analisis sampel darah untuk uji asam urat (uric acid) Sampel darah pasien Mahasiswa dapat mengetahui tekn ik dalam melakukan uji asam urat dalam darah pada pasien
Hari ke-4,5 dan 6 Analisis sampel darah untuk uji leukosit. Sampel darah pada pasien Mahasiswa dapat mengetahui tekn ik dalam melakukan uji leukosit darah pada pasien
4. Minggu kedua bulan November 2008 Melengkapi data hasil praktek kerja Mahasiswa PKL, Laboratorium Diskusi dengan pembiming lapangan dan petugas laboratorium di RS Bhayangkara Jitra Bengkulu

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah membaca dan menyetujui isi kerangka acuan PKL ini.



Mahasiswa





Irwan Baharuddin
NPM. F1D005029 Disetujui,
Pendamping Lapangan





Mildasari, Am. AK
NIP. K 10000280




Dosen Pembimbing




Dra. Rochmah Supriyati, M.Sc
NIP. 131 606 526 Kajur Biologi FMIPA




Drs. Syarifuddin, MS
NIP. 131 624 790













proses centrifuce darah pengambilan darah





Bersama karyawan Labor, MR, dan UGD

PERTUMBUHAN BAKTERI PADA MEDIUM DENGAN pH DAN SUHU YANG BERBEDA

I. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk melihat pertumbuhan bakteri pada medium pada medium dengan pH dan suhu yang berbeda.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Bakteri
Bakteri merupakan makhluk hidup yang terdapat dimana-mana, dalam udara yang kita hirup, di tanah yang kita pijak dan tentu saja dalam tubuh kita. Bahkan sebenarnya, kita sepenuhnya hidup ditengah-tengah dunia bakteri yang tidak tampak Jumlah bakteri di dunia diperkirakan sekitar 5 × 1030. Bakteri berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Di dalam klasifikasi, bakteri digolongkan dalam Divisio Schizomycetes.
Bakteri adalah organisme bersel satu yang terlalu kecil (mikroskopik) untuk dapat dilihat kecuali dengan bantuan mikroskop, dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Mereka berukuran micron (1/1000 mm). Seperti juga makhluk hidup lain, bakteri membutuhkan makanan, air dan suhu yang sesuai untuk hidup dan berkembang biak. Terkadang makhluk kecil ini hidup damai dengan sesamanya tetapi ada kalanya mereka terlibat peperangan antara hidup dan mati untuk memperebutkan makanan dan tempat untuk hidup. Kita tidak dapat secara langsung melihat, mendengar ataupun merasakan drama kehidupan bakteri ini, tetapi mereka mempunyai berbagai cara supaya kehadirannya dapat kita rasakan.
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic. Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida - terdiri atas membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
2.2. Ciri-ciri Umum Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
Struktur tambahan bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.

Berbagai bentuk tubuh bakteri :
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
• Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
o Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
o Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
o Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
o Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
o Staphylococcus, jika bergerombol
o Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
• Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
o Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
o Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
• Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
o Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
o Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
2.5. Alat Gerak Bakteri


Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri.
Beberapa bakteri mampu bergerak dengan menggunakan bulu cambuk/flagel. Berdasarkan ada tidaknya flagel dan kedudukan flagel tersebut, kita mengenal 5 macam bakteri.
1. Atrich : bakteri tidak berflagel. contoh: Escherichia coli
2. Monotrich : mempunyai satu flagel salah satu ujungnya. contoh: Vibrio cholera
3. Lopotrich : mempunyai lebih dari satu flagel pada salah satu ujungnya. contoh: Rhodospirillum rubrum
4. Ampitrich : mempunyai satu atau lebih flagel pada kedua ujungnya. contoh: Pseudomonas aeruginosa
5. Peritrich : mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya. contoh: salmonella typhosa
2.6. Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau masssa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.
Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba (Sofa, 2008).
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi (Sofa, 2008).
Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebutt, termasuk juga bakteri. Menurut Darkuni (2001) pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatanb jumlah sel yang berbedadan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya.
Dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada suhu antara 25 - 35 derajat C.
2. Kelmbaban, lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri
3. Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat mematikan bakteri.
4. Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakteri.
Sedangkan menururt Tarigan (1998) kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi air, sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hastuti (2007) bahwa terdapat beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, antara lain: suhu, kelembapan, cahaya, pH, AW dan nutrisi. Apabila dfaktor-faktor abiotik tersebut memenuhi syarat, sehingga optimum untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak.
Bakteri merupakan organisme kosmopolit yang dapat kita jumpai di berbagai tempat dengan berbagai kondisi di alam ini. Mulai dari padang pasir yang panas, sampai kutub utara yang beku kita masih dapat menjumpai bakteri. Namun bakteri juga memiliki batasan suhu tertentu dia bisa tetap bertahan hidup, ada tiga jenis bakteri berdasarkan tingkat toleransinya terhadap suhu lingkungannya:
1. Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang dingin, dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 20oC.
2. Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal pada suhu yang sedang, mempunyai suhu optimum di antara 20oC sampai 50oC
3. Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada suhu yang tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40oC, bakteri jenis ini dapat hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93-94oC (Anonim, 2008).
Mikroorganisme termasuk di dalamnya dari golongan bakteri, kebanyakan hidup dalam ”range” atau kisaran suhu tertentu saja, mereka memiliki suhu maksimum dan minimum. Apabila kondisi suhu lingkungsn keluar dari kisaran tersebut maka bakteri tersebut pertumbuhannya akan terhambat, bahkan mati.
Dalam pertumbuhannya bakteri memiliki suhu optimum dimana pada suihu tersebut pertumbuhan bakteri menjadi maksimal. Dengan membuat grafik pertumbuhan suatu mikroorganisme, maka dapat dilihat bahwa suhu optimum biasanya dekat puncak range suhu. Di atas suhu ini kecepatan tumbuh mikroorganisme akan berkurang. diperlukan suatu metode. Metode pengukuran pertumbuhan yang sering digunakan adalah dengan menentukan jumlah sel yang hidup dengan jalan menghitung koloni pada pelat agar dan menentukan jumlah total sel/jumlah massa sel. Selain itu dapat dilakukan dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam menentukan jumlah sel yang hidup dapat dilakukan penghitungan langsung sel secara mikroskopik, melalui 3 jenis metode yaitu metode: pelat sebar, pelat tuang dan most-probable number (MPN). Sedang untuk menentukan jumlah total sel dapat menggunakan alat yang khusus yaitu bejana Petrof-Hausser atau hemositometer. Penentuan jumlah total sel juga dapat dilakukan dengan metode turbidimetri yang menentukan: Volume sel mampat, berat sel, besarnya sel atau koloni, dan satu atau lebih produk metabolit. Penentuan kuantitatif metabolit ini dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl (Sofa, 2008).
Pengaruh lingkungan terhadap bakteri
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya.
Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
• Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
• Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.
• Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° – 94°C.
Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
2.7 Cara Perkembangbiakan Bakteri
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.




2.8. Peranan Bakteri

A. Bakteri menguntungkan

 Bakteri pengurai
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik.
 Bakteri nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
• Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.



Reaksi nitritasi
• Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.



Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.
 Bakteri nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
 Bakteri usus
Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
 Bakteri fermentasi
Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
No. Nama produk atau makanan Bahan baku Bakteri yang berperan
1. Yoghurt susu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus

2. Mentega susu Streptococcus lactis

3. Terasi ikan Lactobacillus sp.

4. Asinan buah-buahan buah-buahan Lactobacillus sp.

5. Sosis daging Pediococcus cerevisiae

6. Kefin susu Lactobacillus bulgaricus dan Srteptococcus lactis

 Bakteri penghasil antibiotik
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
• Bacillus brevis, menghasilkan terotrisin
• Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin
• Bacillus polymyxa, menghasilkan polimixin



B. Bakteri merugikan

 Bakteri perusak makanan
Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan. Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa toksin (racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia. Contohnya:
• Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan
• Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek
• Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan
 Bakteri denitrifikasi
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.
 Bakteri patogen
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Bakteri penyebab penyakit pada manusia :
No. Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
1. Salmonella typhosa
Tifus
2. Shigella dysenteriae
Disentri basiler
3. Vibrio comma
Kolera
4. Haemophilus influenza
Influensa
5. Diplococcus pneumoniae
Pneumonia (radang paru-paru)
6. Mycobacterium tuberculosis
TBC paru-paru
7. Clostridium tetani
Tetanus
8. Neiseria meningitis
Meningitis (radang selaput otak)
9. Neiseria gonorrhoeae
Gonorrhaeae (kencing nanah)
10. Treponema pallidum
Sifilis atau Lues atau raja singa
11. Mycobacterium leprae
Lepra (kusta)
12. Treponema pertenue
Puru atau patek
Bakteri penyebab penyakit pada hewan :
No. Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
1. Brucella abortus
Brucellosis pada sapi
2. Streptococcus agalactia
Mastitis pada sapi (radang payudara)
3. Bacillus anthracis
Antraks
4. Actinomyces bovis
Bengkak rahang pada sapi
5. Cytophaga columnaris
Penyakit pada ikan
Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan :
No. Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
1. Xanthomonas oryzae
Menyerang pucuk batang padi
2. Xanthomonas campestris
Menyerang tanaman kubis
3. Pseudomonas solanacaerum
Penyakit layu pada famili terung-terungan
4. Erwinia amylovora
Penyakit bonyok pada buah-buahan
 Dekomposisi
Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme atau proses pembusukan mayat. Proses pembusukan berawal dari mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia. Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari luar tubuh mayat, bisa berasal dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif, menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut protease. Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme mulai memakan jaringan mati dan mencernanya. Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi kimia alami yang terjadi dalam organisme mati.
 Bakteri heterotrof
Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).

III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.2. Cara Kerja
IV. HASIL PENGAMATAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Bakteri. http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Bakteri. (17 Januari 2009).
Anonim, 2008. Bakteri - Ciri ciri, Struktur, Perkembangbiakan, Bentuk dan Manfaatnya. http://id.wordpress.com/

kegagalan dan pengembangan usaha

BAB I

PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Wirausaha dan usaha yang berhasil dapat dijadikan contoh atau teladan yang dapat memotifasi berwirausaha bagi seseorang. Motifasi bisa ditimbulkan berdasarkan motif yang dimiliki oleh suatu pengusaha dan keberhasilan usaha serta pengaruh wirausaha dan usaha terhadap kesejahteraan lingkungan.

1.2. Tujuan Praktikum

a. Mahasiswa dapat memiliki keterampilan praktis dalam mendirikan suatu usaha
b. Mahasiswa dapat memiliki keterampilan dalam produksi suatu produk barang atau jasa
c. Mahasiswa dapat memiliki keterampilan manajemen produksi, sumber daya manusia, pemasaran, dan keuangan suatu wirausaha.
d. Mahasiswa dapat menyusun rencana usaha berdasarkan contoh wirausaha yang dikunjungi










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Sifat – sifat yang perlu dimiliki wirausaha
Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat ke depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan. Mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Dari berbagai penilitian yang dilakukan di Amerika Serikat, untuk menjadi wirausahawan, seseorang harus memiliki ciri – ciri sebagai berikut (BN. Marbun, 1993 : 63)

Ciri – ciri Watak
Percaya diri - Kepercayaan (keteguhan)
- Ketidaktergantungan
- Optimisme
Berorientasi tugas dan hasil - Kebutuhan atau haus akan prestasi
- Berorientasi laba atau hasil
- Tekun dan tabah
- Tekad, kerja keras, motivasi
- Energik
- Penuh inisiatif
Pengambil resiko - Mampu mengambil resiko
- Suka pada tantangan
Kepemimpinan - Mampu memimpin
- Dapat bergaul dengan orang lain
- Menanggapi saran dan kritik





Jalan menuju wirausahawan sukses
Murph and peck (1980 :8) menggambarkan delapan anak tangga untuk mencapai puncak karir. Delapan anak tangga ini dapat pula digunakan oleh seorang wirausahawan dalam mengembangkan profesinya.
1. Mau kerja keras (capacity for hard work)
Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Rasulullah sangat marah melihat orang pemalas dan suka berpangku tangan. Bahkan beliau simbolok memberi hadiah kampak dan tali kepada seorang lelaki agar mau bekerja keras mencari kayu dan menjualnya ke pasar. Demikian pula jika mau berusaha. Mulailah berusaha sajak subuh. Jangan tidur sesudah subuh. Cepatlah bangun dan mulailah kegiatan untuk hari itu. Akhirnya laki – laki itu sukses dalam hidupnya.
Demikian setiap pengusaha yang sukses selalu menempuh saat – saat ia harus bekerja keras membanting tulang dalam merintis perusahaanya.
2. Bekerjasama dengan orang lain (Getting things done with and through people)
Perbanyaklah teman dengan orang-orang dibawah ataupun dengan orang-orang diatas kita. Murah hati, banyak senyum kepada bawahan dan patuh serta disiplin menghadapi atasan, dan hindarkan permusuhan. Dengan menggunakan tenaga orang lain, maka tujuan mudah tercapai : inilah yang disebut ”manajemen” yairtu ilmu atau seni menggunakan tenaga orang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Seorang wirausahawan mudah bergaul, disenangi oleh masyarakat. Dia tidak suka fit nah, sok hebat, arogan, tidak suka menyikut, menggunting dalam lipatan, menohok kawan seiring, dan sebagainya. Dia harus berprilaku yang menyenangkan bagi semua orang, sehingga memudahkannya bekerja sama dalam mencapai keberhasilan.
3. Penampilan yang baik (Good Appearance)
Ini bukan berarti penampilan body face/muka yang elok atau paras cantik. Akan tetapi lebih ditekankan pada penampilan perilaku jujur, disiplin. Banyak orang tertipu dengan rupa yang elok retapi ternyata orangnya penipu ulung. Ingatlah, pribadi yang baik dan jujur akan disenangi orang di mana-mana dan akan sukses bekerja sama dengan siapa saja.
Seorang lulusan sekolah menengah atau alumni sebuah perguruan tinggi melamar dan diterima bekerja disebuah perusahaan. Dia berpenampilan baik seperti diceritakan di atas, maka dengan cepat ia naik pangkat menduduki posisi kunci dalam perusahaan tersebut. Berkat naluri wirausahanya ia bisa menabung dari income-nya tiap bulan, kemudian mencari peluang-peluang usaha lain. Setelah modal tabungan dirasa cukup, maka ia dapat menjelma menjadi wirausahawan yang sukses.
4. Yakin (Self confidence)
Kita harus memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan suatu usaha, jangan ragu dan bimbang. Niatkan bekerja baik, kemudian berserah diri, tawakal kepada Allah swt.
5. Pandai membuat keputusan (making sound decision)
Jika anda dihadapkan pada alternatif, harus memilih, maka buatlah pertimbangan yang matang,. Kumpulkan berbagai informasi, boleh meminta pendapat orang lain. Setelah itu ambil keputusan, jangan ragu – ragu.
Dengan berbagai alternatif yang ada dalam pikirannya ia akan dapat mengambil keputusan yang terbaik.
6. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
Zaman sekarang pendidikan adalah nomor satu, tenaga tak terdidik harganya murah sekali. Sebaliknya orang terdidik memiliki ilmu dan keterampilan akan dibayar mahal.
Pendidikan college dalam bentuk diploma akan sangat membantu seseorang menemukan dan mengembangkan jiwa serta oprasional wirausaha. Akan tetapi, hal yang penting disini adalah adanya tambahan pengetahuan.
7. Ambisi untuk maju (Ambition drive)
Kita jangan loyo. Pasrah menyerah tak mau berjuang. Kita harus memiliki semangat tinggi, mau berjuang untuk maju. Orang orang yang gigih dalam menghadapi pekerjaan dan tantangan, biasanya banyak berhasil dalam kehidupan. Apapun pekerjaan yang dilakukan, profesi apapun yang dihadapi. Kita harus mampu melihat kedepan dan berjuang untuk menggapai apa yang diidam – idamkan.
8. Pandai berkomunikasi (Ability to communication)
Pandai berkomunikasi berarti pandai mengorganisasi buah pikiran ke dalam bentuk ucapan – ucapan yang jelas. Menggunakan tutur kata yang enak didengar. Maupun menarik perhatian orang. Komunikasi yang baik diikuti dengan perilaku yang jujur, konsisten dalam pembicaran akan sangat membantu seseorang dalam mengembangkan karir masa depannya. Akhirnya dengan keterampilan berkomunikasi itu seseorang dapat mencapai puncak karir, meraih kursi empuk yang menjadi idaman setiap orang.

Wanita wirausaha
Dorongan R. A Kartini
Wanita berdikari, wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati ibu Kartini.
Diungkapkan oleh DR. Suparman Sumahamijaya (1980;96) : sesungguhnya Ibu Kartini telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahun, sejak sekitar tahun 1893. hal ini dapat kita buktikan dari hampir semua tulisan Ibu Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat – suratnya yang dibukukan dengan judul Door Duisternis Tot Lich, Hampir setiap halaman surat – suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembanagan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan otak, karena dengan pembentukan watak Ibu Kartini yakin manusia akan lebih mampu untuk berdiri sendiri, tidak tergantung dari kerabat dan dari siapapun. Berkali – kali ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
Karya tulis Ibu Kartini tidak hanya sumber inspirasi bagi wanita – wanita negeri Belanda, tetapi merupakan sumber inspirasi jutaan wanita seluruh dunia, terutama perancis, Belgia, dan bahkan Amerika sejak 1921.
Sekarang ini sudah banyak kemajuan kita lihat dari berbagai bidang. Wanita – wanita Indonesia sudah mampu memasuki lapangan kerja seperti pekerjaan di bidang kesehatan, perdagangan, keamanan, perhubungan darat, laut dan udara dan sebagainya.
Kita jumpai pula wanita yang bergerak dalam bidang bisnis, yang lebih dekenal dengan istilah Wanita Pengusaha, wanita yang berwirausaha. Mereka mendirikan asosiasi, yaitu Ikaran Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).

BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1. Bahan dan Alat
Alat tulis dan narasumber (Ibu Maimunnah, pengusaha bunga)
3.2. Metode yang digunakan
1. Mahasiswa mengunjungi suatu wirausaha, rumah Dr. Suliansyah / Ibu Maimunnah seorang ibu rumah tangga yang memenfaatkan lahan pekarangan untuk usaha bunga.
2. Kegiatan kunjungan dilakukan dalam satu hari
3. Didiskusikan dengan pemilik, pengelola atau pekerja tentang
a. Cara memproduksi suatu produk
b. Peluang usaha jenis wirausaha yang dikunjungi
c. Cara memulai usaha
d. Cara memproduksi suatu produk
e. Pengembangan usaha
f. Pangsa pasar dan cara menjaring konsumen
g. Penelitian dan peningkatan iptek yang dilakukan
h. Kegagalan dan kemajuan usaha dan cara mengatasinya
i. Pabrikasi usaha
j. Manajemen produksi, sember daya manusia, dan pemasaran
k. Pembiayaan dan cara menetapkan keuntungan
4. Melakukan interaksi dengan pemilik, pengelola atau pekerja dengan membantu atau melakukan sebagian kegiatan yang dilakukan oleh kegiatan usaha tersebut
5. Dibuat laporan dari hasil kunjungan.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum kali ini yaitu dengan topik “Kegagalan dan Pengembangan Usaha”. Dimana para praktikan melakukan praktikum ini dengan mengunjungi suatu usaha penjualan dan perangkai bunga beserta bibit bunga, sampai pupuk bunga. Adapun bunga yang dusahakan yaitu bunga Anggrek, Asoka, Euphorbia, Sanseivera, Aglonema, dan lain-lainnya. Adapun lokasi tempat usaha ini yaitu di Rokan Giri no. 14 daerah Padang Harapan, Bengkulu. Usaha tersebut dijalani oleh seorang ibu rumah tangga yang bernama Ibu Maimunah. Usaha penjualan anggrek itu telah digelutinya selama ±10 tahun.
Pada awalnya, sebelum usaha tersebut dimulai, ini terinspirasi dahulu orang tua ibu Maimunah ini tidak memiliki perkarangan di rumahnya. Sehingga timbul keinginan dari ibu Maimunah ini untuk memiliki suatu perkarangan rumah yang cukup luas. Setelah memiliki nsuatu perkarangan rumah yang cukup luas, maka ibu Maimunah ini memiliki suatu hobi untuk menanam bermacam-macam bunga di pekarangan rumahnya. Awalnya, bibi Maimunah menanam bunga Asoka, kemudian bunga Asoka ini ternyata menimbulkan niat dari rekan ibu Maimunah yang berkunjung ke rumahnya untuk membeli bunga Asoka tersebut.
Kemudian hari, banyak rekan dari ibu Maimunah yang datang melihat bunga di pekarangan ibu Maimunah ini dan berniat untuk membeli dan meminta ibu Maimunah untuk membuat karangan bunga. Hal inilah yang membuat ibu Maimunah terinspirasi untuk membuka usaha yang sesuai dengan hobinya. Ibu maimunah mencoba-coba untuk merangkai bunga Asoka dan Bunga Bugenvil. Ia mencoba dengan mengkawinkan beberapa jenis bunga dengan karakter yang berbeda. Sehingga melahirkan jenis bunga yang baru dengan karakter yang baru. Misalnya melahirkan warna-warna baru, corak mahkota yang baru, corak warna pada daun bunga, dan lain-lain. Ibu Maimunah dapat melakukan perkawinan silang bunga tersebut juga berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yaitu sebagai mahasiswi pertanian di Universitas Bengkulu sewaktu dahulunya. Sehingga memiliki latar belakang yang juga berkaitan dengan hobi yang dijadikannya sebagai usahanya sampai sekarang ini.
Usaha perdagangan bunga ibu Maimunah ini di awali juga dengan latar belakang keadaan perekonomian Indonesia saat itu yang sedang krisis moneter. Dimana pas pegawai negeri, dianjurkan untuk membuka usah sendiri untuk menunjang perekonomian keluarganya. Ini dialami oleh suami ibu Maimunah yang mana juga seorang PNS. Inilah yang membuat ibu Maimunah untuk cepat berfikir dan bertindak membuka suatu usaha yang juga seiring dengan hobi dan latar belakang pendidikannya.
Usaha ibu Maimunah untuk membuat karangan bunga, tentu memiliki manfaat tersendiri. Adapun manfaatnya adalah ;
• Untuk plasma nutfah
• Untuk menunjang perekonomian
Namun selama ibu maimunah berwirausaha, tentu menemukan pula suatu masalah yang kompleks pada tanaman yang diproduksinya. Yaitu masalah dengan hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman yang di produksinya.
Usah ibu Maimunah ini telah mengarah pada produksi bunga Anggrek. Kini telah bermacam-macam jenis bunga Anggrek yang di produksinya. Namun tantangan untuk menanam bunga Anggrek ini yaitu pada penangan penyakit-penyakit tanaman tersebut dan hamanya. Ibu Maimunah pernah mengalami bunga Anggrek yang di tanamnya terkena suatu penyakit yang disebabkan suatu virus. Namun dengan latar belakang pendidikannya, ibu Maimunah terus mencoba, senyawa atau zat apa yang dapat membunuh virus tersebut. Namun didapatkan dari suatu informasi atau literature yang didapatka oleh ibu Maimunah, yaitu untuk membunuh penyakit bunga Anggrek yang disebabkan oleh virus Spidemik, yang menyebabkan daun rontok, yaitu dengan cara memberikan susu ¼ gelas, yang dicampur 2 gelas tepung ke dalam 20 Liter. Adapun untuk penangan virus Erwinia pada Anggrek bulan, yang menyebabkan daun melepuh, dengan cara :
• Menebarkan bubuk kayu manis
• Jangan disiram dengan air, apalagi dengan jumlah yang banyak
Dengan pemberian bubuk kayu manis ini justru menimbulkan Aglonema tumbuh sangat banyak. Sehingga ini dapat memberikan keuntungan lainnya.
Dalam berwirausaha, ibu Maimunah juga pernah mengalami kerugian dan mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut seperti:
1. Bunga anggrek yang diserang oleh virus Erwina yang menyebabkan bunga anggrek tersebut mati dalam waktu semalam. Dan saat itu adalah bunga Anggrek yang dipesan oleh pelanggan ibu Maimunah yang ingin dirangkaikan bunga anggrek ke kepahyang. Dan dikarenakan oleh virus Erwina, pesanan tersebut gagal untuk dibuat dan dikirimkan ke kepahyang. Usaha ibu Maimunah untuk memerangi virus tersebut telah banyak dilakukan, hingga Ibu Maimunah mengeluarkan uang sebanyak Rp 1.000.000.
2. Ibu Maimunah pernah menjual bunga dengan harga pasarannya di Jakarta Rp 250.000 akan tetapi di Bengkulu, Ibu Maimunah menjualnya dengan harga Rp 25.000. Harga ini tidak dapat kembali ke harga pasaran awal hingga 10 tahun mendatang.
Namun untuk mensiasati kerugian tersebut dapat diatasi dengan cara :
• Jeli melihat market (pasar)
• Tidak memonopoli pasar
• Bisa memutarkan harga
• Tidak menyimpan barang (produk) terlalu lama
Selain itu juga perlu diperhatikan dalam berwirausaha yaitu dalam penentuan harga suatu produk. Ada 3 cara yang diketahui untuk melakukan tersebut, yaitu :
• Harga bersifat fleksibel
• Harus tahu kemampuan pasar
• Selalu berhati-hati dengan harga
Ibu Maimunah selain berwirausaha dengan memjual bermacam-macam bunga dan bibitnya yang unggul, ia juga memproduksi pupuk untuk bunga hias. Adapun media tumbuh yang digunakan untuk menanam bunga Anggrek yaitu Cycas rumpii yang telah dipotong-potong dan dikeringkan. Ini merupaka media tumbuh bunga hias yang baik, terutama pada Anggrek. Adapun cara ibu Maimunah menanam bunga Anggrek agar tahan dipelihara oleh konsumen yaitu dengan menanam bibit Anggrek pada keadaan ruang kawat yang intesitas cahayanya tidak terlalu rendah. Selain itu, ibu Maimunah juga jail dalam berwirausaha. Ia tidak hanya memproduksi pupuk akan tetapi juga memproduksi pot bunga Anggrek dan bunga hias lainnya. Dimana dalam memproduksi pot tersebut, memiliki biaya produksi dengan jumlah 1 truk itu sama dengan Rp. 12.000.000. Sedangkan dari tiap-tiap pot bunga tersebut, ibu Maimunah mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 250. Walaupun keuntungannya tak banyak, akan tetapi biaya produksinya terus berputar dengan baik sehingga perputaran keuangan terus berjalan dan terhindar dari kerugian. Dari usaha ibu Maimunah ini, ibu Maimunah juga mengetahui hormone apa saja yang baik untuk prtumbuhan dan kondusif untuk digunakan pada tanaman hias. Sehingga ini juga dapat dijadikan peluang usaha baru lagi bagi ibu Maimunah, yaitu menjual hormone-hormon (zat pengatur tumbuh) pada tumbuhan.
Untuk bunga Anggrek, ibu Maimunah menggunakan hormone Atonik yang diberikan seminggu sekali pada bunga Anggrek tersebut. Untuk mengatasi hama biasanya ibu Maimunah menggunakan pestisida sistemik seperti konfido.
Prinsip ibu Maimunah dalam berwirausaha adalah tepat janji sehingga tidak mengecewakan para konsumen. Untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen adalah sangat sulit. Maka jika telah mendapatkannya seharusnya dijaga dan dipertahankan sebaik-baiknya, untuk kelancaran system jual beli dan dalam berwirausaha termasuk berdagang. Ibu Maimunah juga menggunakan system bagi hasil pada karyawan-karyawan yang telah membantu usahanya. Tentu hal ini perlu dipikirkan oleh seorang wirausahawan.
Dari sinilah dapat diktahui bahwa ibu Maimunakh merupakan seorang wirausahawan yang sudah memiliki kemantapan dalam memiliki jiwa seorang kewirausahaan. Yaitu seperti jiwa berani, berani mengambil resiko, selalu berani berinovasi dan memiliki kreatifitas tinggi, membuka peluang usaha sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki, memiliki jiwa pemimpin yang selalu melakukan tugas dan tanggung jawab dengan baik, mengikuti perkembangan kewirausahaan, mau belajar dan berusaha dari nol, tidak mudah menyerah dan putus asa, memiliki motivasi yang kuat, bisa menentukan dan merencanakan system dalam berwirausaha, menyukai persaingan dalam pasar. Beberapa jiwa tersebut merupakan ciri-ciri kewirausahaan yang harus dimiliki jika ingin menjadi wirausaha yang berhasil.
Adapun Karakteristik wirausaha yang sukses menurut Zimmerer adalah:
1. Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya, Mau bertanggung jawab, apa saja tindakan yang dia lakukan, selalu diikuti dengan penuh rasa tanggung jawab, dan dia tidak takut rugi
2. Keinginan bertanggung jawab ini erat hubungannya dengan mempertahankan internal locus of control yaitu minat kewirausahaan dalam dirinya
3. Peluang untuk mencapai obsesi. Seorang wirausaha mempunyai obsesi untuk mencapai prestasi tinggi dan ini bisa diciptakannya.
4. Toleransi menghadapi resiko dan ketidak pastian
5. Yakin pada dirinya
6. Kreatif dan fleksibel
7. Ingin memperoleh balikan segera. Dia mempunyai keinginan yang kuat untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman guna memperbaiki penampilan
8. Enerjik tinggi. Seorang wirausaha mempunyai lebih enerjik dibandingkan rata-rata orang lain.
9. Motivasi untuk lebih unggul. Seorang wirausaha mempunyai motivasi untuk bekerja lebih baik dan lebih unggul dari apa yang sudah dia kerjakan
10. Berorientasi ke masa depan
11. Mau belajar dari kegagalan. Seorang wirausaha tidak takut gagal, dia memusatkan perhatiannya pada kesuksesan pada masa depan dan menggunakan kegagalan itu sebagai suatu yang berharga
12. Kemampuan memimpin. Seorang wirausaha harus mampu menjadi seorang pemimpin yang baik, dia memimpin sumber daya manusia yang berbagai macam karakternya, dan juga dia memimpin sumber daya non manusia yang harus dikelola sebaik-baiknya.
Sedangkan dari berbagai penelitian di Amerika Serikat, untuk menjadi wirausahawan, seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Percaya diri
Kepercayaan (keteguhan)
Ketidak tergantungan, kepribadian mantap
Optimisme
2. Berorientasikan tugas dan hasil
 Kebutuhan atau haus akan prestasi
 Berorientasi laba atau hasil
 Tekun dan tabah
 Tekad, kerja keras, motivasi
 Energik
3. Pengambil resiko
 Mampu mengambil resiko
 Suka pada tantangan
4. Kepemimpinan
 Mampu memimpin
 Dapat bergaul dengan orang lain
 Menanggapi saran dan kritik






















BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum ini dalam mewancarai ibu Mimunah seorang wirausahawan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
 Dalam berwirausaha yang diperlukan adalah keberanian untuk berusaha, berinovasi, memiliki kreatifitas, dan mau mencoba.
 Dalam berwirausaha diperlukan sekali jiwa jujur, pantang menyerah.
 Menurut Zimmerer Karakteristik wirausaha yang sukses adalah:
• Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya, Mau bertanggung jawab, apa saja tindakan yang dia lakukan, selalu diikuti dengan penuh rasa tanggung jawab, dan dia tidak takut rugi
• Keinginan mempertahankan internal locus of control yaitu minat kewirausahaan dalam dirinya
• Peluang untuk mencapai obsesi.
• Toleransi menghadapi resiko dan ketidak pastian
• Yakin pada dirinya
• Kreatif dan fleksibel
• Ingin memperoleh balikan segera, Enerjik tinggi, Motivasi untuk lebih unggul
• Berorientasi ke masa depan
• Mau belajar dari kegagalan.
• Kemampuan memimpin.






DAFTAR PUSTAKA


http://id.wikipedia.org/wiki/Wirausaha

Hargonosemangoen, Soepadyo Mangoensoekaryo. 2005.Managemen agrobisnis. UGM. Press: Yogyakarta.